Sistem Pelumasan : Fungsi, Komponen dan Cara Kerja Sistem Pelumas
SISTEM PELUMASAN
Pelumas pada dasarnya merupakan zat kimia, yang biasanya cairan, yang diberi antara dua benda bergerak untuk kurangi style gesek. Zat ini sebagai fraksi hasil destilasi minyak bumi yang mempunyai temperatur 105 - 135 derajat celcius. Pelumas berperan sebagai susunan perlindungan yang pisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terbagi dalam 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu pemakaian pelumas paling penting ialah oli mesin yang digunakan pada mesin pembakaran dalam. Pelumas memiliki peran penting dalam design dan operasi semua mesin otomotif, usia dan service yang diberi oleh mobil bergantung pada perhatian yang kita beri pada pelumasannya.
Pada motor bakar, sistem pelumasan lebih susah dibandingkan pada beberapa mesin yang lain, karena di sini ada panas khususnya disekitaran torak dan silinder, sebagai karena ledakan dalam ruangan pembakaran. Fungsi khusus dari pelumasan tiap perlengkapan mekanis ialah untuk menghilangkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Pompa oli pada sistem pelumasan ada banyak tipe salah satunya tipe trochoid yang berputar-putar dengan crankshaft. Oli disalurkan melalui saringan oli ke pompa oli dan diteruskan dari pompa ke filter oli. Oli yang di saring mengucur ke dalam.
Baca juga : Sistem EFI mobil
1. Fungsi sistem pelumasan
Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem pada kendaraan yang sangat penting Fungsi sistem ini antara lain:
- Lubrication
- Sealing
- Cooling
- Cleaning
- Anti-rust and anti-corrosion
- Baffer action
Fungsi dimaksud pada gambar di atas adalah sebagai berikut
a. Lubrication
Sistem pelumasan berfungi mengurangai gesekan pada komponen yang bersinggungan dan berotasi untuk menjegah terjadinya keausan yang berlebihan.
b. Sealing
Sistem pelumasan berfungsi sebagai sealen antara dinding silinder dan piston untuk menghindari terjadinya kehilangan energi (energy loss).
C. Cooling
Sistem pelumasan berfungsi sebagai pendingin untuk mencegah penguncian ( gancet ) antara piston dan dinging silinder.
d. Cleaning
Sistem pelumasan berfungsi membersihkan jelaga oleh pembakaran untuk menjaga agar komponen di dalam mesin tetap bersih.
e Anti-rust dan anti-corrosion
Sistem pelumasan berfungsi mencegah komponen dan adanya karat dan korosi oleh adanya oksida dan air dari hasil pemabakaran
f. Baffer action
Sistem pelumasan berfungsi meredam getaran mekanis dari komponen
Baca juga : Komponen dan Fungsi sistem pengapian
2. Kasifikasi Pelumas Berdasarkan Tingkat Performa
Berdasarkan tingkat performanya, pelumas diklasifikasikan dalam beberapa standar seperti API, ILSAC and ACEA
American Petroleum Institute (API)
API secara luas digunakan di seluruh dunia. API disertifikasi oleh engine oil licensing certification system (EOLCS) yang diselenggarakan oleh American Petroleum Institute, Society of Automotive Engineers, American Society for Testing and Materials, American Automobile Manufacturers Association dan lain-lain
Standar oli di bawah naungan API yang didesain untuk mesin bensin diberi simbol "S" (Service) misalnya: SF dan SG. Standar oli di bawah naungan API yang didesain untuk mesin diesel diberi simbol "C" (Commercial) misalnya: CF dan CG.
3. Klasifikasi oli berdasarkan kekentalan (Viskositas) Standar
Standar Society of Automotive Engineers (SAE) umumnya digunakan untuk mengklasifikasikan kriteria viskoasitas Indikasi di bawah ini merupakan contoh simbol kekentalan berdasarkan standar SAE.
5 W - 30
- 5 = Viscosity at 100°C (212F)
- W = Winter
- 30 = Viscosity at 30°C (-22F)
Baca juga : Cara Kerja Sistem Pengisian
4. Komponen sistem pelumasan
Sistem pelumasan akan berfungsi secara optimal dengan ditunjang oleh beberapa komponen berikut:
a. Oil Pump
Oil pump atau pompa oli berfungsi untuk mengedarkan oli ke seluruh wilayah engine yang memerlukan pelumasan melalui oil jacket. Pompa oli memiliki beberapa jenis diantaranya tipe Trochoid dan tipe Duo-centic gear. Perbedaan kedua tipe tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Baca juga: Penyebab lampu Indikator Oli Menyala
b. Oil Pressure Regulator
Oil pressure regulator memegang peran penting pada sebuah sistem pelumasan. Oil pressure regulator berfungsi mempertahankan tekanan di dalam sirkulasi oli. Ketika tekanan rendah (rpm rendah) oli akan bersirkulasi normal, namun pada putaran tinggi oli akan melewati saluran bypass dan mendorong pegas katup sehingga tekanan oli akan berkurang. Kemudian ketika tekanan menurun katup bypass akan menutp kembali.
c. Oil Filter
Pada sebuah sirkulasi oli, tidak menutup kemungkinan debu dan geram geram berkontaminasi dengan oli. Apabila hal ini dibiarkan maka akan menggangu fungsi oli bahkan merusak komponen engine, sehingga diperlukan filter oli. Sirkulasi oli pada oil filter yang masih normal (bersih) oli akan masuk ke saluran inlet dan melewati filter oli kemudian keluar melalui saluran outlet. Namun pabila oil filter sudah dipenuhi oleh kotoran dan geram geram maka oli tidak dapat melelwati filter sehingga langsung melewati relief valve oil filter (sejenis bypass) sehingga dalam hal ini oil sudah tidak di filter lagi. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pada kilometer tertentu oil filter harus diganti. Perhatikan gambar berikut:
5. Sirkuit/Aliran Sistem Pelumasan
Sirkulasi oli di dalam sistem pelumasan dipompa oleh oil pump dan dialirkan ke seluruh komponen yang memerlukan elumasan seperti pada gambar dan alur sirkulasi sistem pelumasan berikut ini:
Posting Komentar untuk "Sistem Pelumasan : Fungsi, Komponen dan Cara Kerja Sistem Pelumas"
Berkomentar dengan bijak ^_^